Wahyu Hidayah
19310410052
Artikel ini dibuat
untuk memenuhi Tugas Ilmu Budaya Dasar
Prodi Psikologi
Universitas Proklamasi
45 Yogyakarta
Dosen Pengampu : Amin
Nurohmah, S.Pd.,Msc
Perkembangan pranata
kehidupan sosial masyarakat terus mengalami
perubahan-perubahan. Hal ini disebabkan oleh adanya kemajuan teknologi yang
berkembang pesat. Bahkan perubahan pola konsumsi masyarakat sangat ditentukan
oleh perubahan lingkungan sekitar, bukan ditentukan oleh kebutuhan (needs)
tapi oleh keinginan (wants).
Sementara itu pengertian dari pranata sosial adalah suatu sistem tata
kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi
kompleks-komplkes kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa dalam sebuah pranata sosial sebagai
sebuah sistem tentu terdapat tiga hal utama, yakni subjek yaitu manusia, objek
yaitu aktivitas yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dan kelembagaan
yaitu aturan atau norma yang mengatur aktivitas tersebut. Oleh karenanya, di
dalam pranata sosial terdapat seperangkat aturan yang berpedoman pada
kebudayaan Koentjaraningrat
(1964).
Demonstrative effects menjadi kebanggaan dan pedoman konsumtif kelompok masyarakat tertentu. Sikap konsumerisme yang berlebihan tersebut berdampak pada tergerusnya ekonomi bangsa. Hal ini karena bangsa kita harus menyediakan devisa yang cukup untuk melakukan impor dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang telah mengalami pergeseran dan perubahan kepala pola konsumtif tertentu. Bahkan gejala ini seringkali mengarah pada sikap over consumptive atau materialistis (Marzali, 2007 :186). Perilaku tersebut sering diperlihatkan oleh sebagai kelompok masyarakat yaitu kelas menengah ke atas yang biasanya banyak hidup diperkotaan.
Jadi tidak heran bila
di berbagai media termasuk elektronik banyak muncul iklan-iklan yang ribuan
jumlahnya. Peranan jasa perbankan seperti kartu kredit dan kartu
debit mempermudah kelompok ini untuk melakukan transaksi, baik antar
wilayah maupun antar negara. Jarak antar negara tidak lagi menjadi halangan di
dalam memenuhi keinginan masyarakat. Mereka
cukup membuka komputer dan internet dan langsung dapat melakukan transaksi
baik di pasar uang maupun pasar barang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat mendukung perubahan pranata ini. Komunikasi antar masyarakat
dapat menyebabkan saling pengaruh mempengaruhi. Pengaruh tersebut dapat dalam
bentuk ideologi, penemuan-penemuan baru, maupun perubahan perilaku. Namun sebaliknya,
bagi masyarakat yang terasing, perubahan tersebut tidak akan dapat diperoleh
karena tidak adanya komunikasi dengan masyarakat luar yang biasanya membawa
sesuatu yang baru di dalam kehidupan.
Perubahan kehidupan pranata sosial dan ekonomi ini dapat berarti dan bermanfaat bila perubahan tersebut normal, wajar dan tidak mengandung traumatik (Ranjabar, 2008 : 54). Misalnya, pada masa lalu tanah diolah dengan bajak, namun sekarang diolah dengan traktor. Perdagangan dilakukan antar desa, berubah menjadi antar negara atau lintas samudra dan lintas benua.
Sumber Data :
Koentjaraningrat, 1964. Pengantar Antropologi, Cetakan Kedua, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Marzali, A, 2007. Antropologi
dan Pembangunan Indonesia, Cetakan Kedua Kencana, Jakarta.
Ranjabar, J,
2008. Perubahan Sosial dalam Teori Makro : Pendekatan Realitas
Sosial, Alfabeta, Bandung.
Sumber Gambar :
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fsimplenews05.blogspot.com%2F2019%2F04%2Fpenggolongan-pranata-sosial-berdasarkan.html&psig=AOvVaw2pV3Cxik2Wqtz1jgPi43JG&ust=1635513442431000&source=images&cd=vfe&ved=0CAgQjRxqFwoTCKDugvOY7fMCFQAAAAAdAAAAABAD
No comments:
Post a Comment