Thursday 14 October 2021

Minder? Tak Perlu Malu, Lawan!!


Wahyu Hidayah (19310410052)

Fakultas Psikologi

Pengampu : Arundati Shinta

Essay Wajib Pra-Syarat Ujian Tengah Semester


Membayangkan diri memasuki suatu ruangan dan lingkungan baru berisikan orang-orang yang aku anggap pintar, stylist, hebat dan supel. Aku akan  merasa tidak percaya diri berada di antara mereka dan ingin pulang saja. Perasaan seperti ini membuatku berpikir aku tidak layak diperhitungkan orang lain. Aku akan  menjadi sangat  khawatir akan kemampuanku  dan secara tidak sadar, selalu membanding-bandingkan diri dengan orang lain yang justru membuatku semakin down. Aku akan merasa bahwa tidak ada yang bisa diharapkan lagi soal diriku sendiri, bahkan sangat sering kehilangan hasrat menggebu-gebu untuk mencapai mimpi dan cita-citaku. Bahayanya, akibat dari rasa kecewa dan sedih karena rasa minder ini membuat aku jadi sering nggak bisa punya semangat untuk melakukan apapun.



Rasa rendah diri atau minder atau low self-esteem, adalah perasaan bahwa seseorang lebih rendah dibanding orang lain dalam satu atau lain hal. Perasaan demikian dapat muncul sebagai akibat sesuatu yang nyata atau hasil imajinasinya saja. Rasa rendah diri sering terjadi tanpa disadari dan bisa membuat orang yang merasakannya melakukan kompensasi yang berlebihan untuk mengimbanginya, berupa prestasi yang spektakuler, atau perilaku antisosial yang ekstrem, atau keduanya sekaligus. Tidak seperti rasa rendah diri yang normal, yang dapat mendorong pencapaian prestasi, kompleks rasa rendah diri adalah berupa keadaan putus asa parah, yang mengakibatkan orang yang mengalaminya melarikan diri saat mengalami kesulitan.

Menurut Morris Rosenberg dan Timothy J. Owens yang menulis buku berjudul Low Self-Esteem People: A Collective Portrait, orang-orang yang merasa rendah diri cenderung hipersensitif, kepercayaan diri mereka sangat rapuh dan bisa dengan sangat gampang digoyahkan bahkan oleh penolakan yang tidak nyata (mereka ciptakan sendiri). Kita manusia memiliki sebuah suara dalam diri kita yang hampir selalu mengkritik diri kita sendiri, kerap kali dengan terlalu keras. Orang-orang dengan perasaan rendah diri, dari dalam diri mereka, sudah melihat diri mereka sendiri sebagai seseorang yang buruk, yang tidak pantas (Firestone, 2017).

Rasa minder itu wajar, menurut Matrin E. Ford, merasa minder pada waktu-waktu tertentu adalah bagian dari kebiasaan normal manusia. Namun, Terlalu lama bergumul dalam perasaan rendah diri akan semakin memperkuat konsep bahwa diriku itu tidak pantas, tidak baik, dan banyak “tidak” lainnya.  Maka aku pelan-pelan membangun rasa percaya diri, karena aku percaya sejatinya rendah diri dapat ditaklukkan. Aku mulai sadar akan seberapa penting dan uniknya diriku sendiri dengan melihat orang lain yang berbeda denganku mendapat begitu banyak pengakuan di sosial media. Aku mulai melihat kepada orang-orang yang lebih sukses dariku untuk lebih semangat dan melihat ke bawah untuk bersyukur atas segala yang telah aku miliki hingga saat ini. Aku selalu ingat bahwa tiap-tiap orang punya “panggung”-nya masing-masing. Minder dalam waktu-waktu tertentu memang wajar, tetapi bukan berarti itu membuktikan aku tidak berharga atau tidak sehebat dirinya.

Ini yang sekarang mulai aku ingat : Tantang kenegatifan itu dengan hal-hal yang kamu tahu benar adanya.  Ingatlah dengan hal-hal positif yang orang lain katakan tentangmu, jadikan itu bukti untuk menentang kenegatifanmu (NHS, 2020). Jujurlah pada dirimu sendiri! Ketika kamu jujur dengan diri sendiri dan tidak menyembunyikan bagian dari dirimu kepada orang lain, kamu akan menjadi lebih percaya diri. Bangun rasa percaya dirimu dengan nilai-nilai dirimu sendiri. Pastikan bahwa nilai dirimu adalah dasaran dari kepercayaan dirimu. Melakukan hal-hal yang bermakna, kamu dapat menemukan sebuah tujuan yang jauh lebih besar dari dirimu, dan tujuan ini nantinya akan menjadi ujung dari perjalananmu menggapai sedikit arti dalam hidupmu, di mana kepercayaan diri akan terbentuk seiring kamu melakukan hal-hal tersebut (seperti membantu orang miskin, membantu teman-teman memperbaiki motor, dan hal-hal bermakna —bagimu, tentunya—  lainnya) (Firestone, 2017).

Sumber Pustaka :

Abrams, A. (2017, March 27). 8 Steps to Improving Your Self-Esteem. Retrieved from Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/us/blog/nurturing-self-compassion/201703/8-steps-improving-your-self-esteem

Firestone, L. (2017, June 5). Low Self-Esteem: What Does it Mean to Lack Self-Esteem? Retrieved from PSYCHALIVE: https://www.psychalive.org/low-self-esteem/

 

NHS. (2020, February 6). Raising low self-esteem. Retrieved from NHS: https://www.nhs.uk/conditions/stress-anxiety-depression/raising-low-self-esteem/

 

Tyrrell, M. (2019, August 04). 5 Tips for Treating Inferiority Complex. Retrieved November 12, 2020, from https://www.unk.com/blog/5-tips-for-treating-inferiority-complex/

 

Sumber gambar :

 

https://unsplash.com/photos/Z_UALBboBHE


 

No comments:

Post a Comment

ORIENTASI NILAI BUDAYA MENURUT INDIVIDU MODERN SAAT INI : Kerangka Kluckhohn Mengenai 5 Masalah Besar Dalam Hidup yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia.

  Wahyu Hidayah 19310410052 Artikel ini dibuat untuk memenuhi Tugas Ilmu Budaya Dasar Prodi Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yo...