Wednesday 29 September 2021

Mengapa Manusia Suka Sambat Yaa?

                                                       Wahyu Hidayah (19310410052)

Fakultas Psikologi

Pengampu : Arundati Shinta

Essay Wajib Pra-Syarat Ujian Tengah Semester


Mengalami berbagai masalah dan kondisi dalam hidup membuat manusia tidak luput dari masalah. Situasi yang kadang kurang mengenakan untuk kita dan ketidakpuasan kita terhadap sesuatu hal sering kita lampiaskan dengan mengeluh. Mengeluh karena merasa masalah yang dihadapi tidak sesuai dengan keinginan, menghadapi permasalahan yang sulit, ingin meluapkan rasa marah, bahkan karena ingin mengharapkan simpati atau mendapat pengakuan dari orang lain. 

Kowalski (1996) mengatakan bahwa mengeluh merupakan ekspresi ketidakpuasan, tetapi tidak selalu seseorang yang mengeluh tersebut sebenarnya merasa tidak puas. Bisa saja mengeluh merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, Kowalski mendefinisikan mengeluh sebagai ekspresi dari ketidakpuasan, maupun secara subjektif dialami atau tidak, dengan tujuan untuk melampiaskan emosi atau untuk mencapai tujuan tertentu.

Beberapa dari kita berpikir bahwa mengeluh bisa mengurangi beban emosi kita karena telah kita luapkan. Padahal, mengeluh membuat otak melepaskan hormon stres yang merusak koneksi saraf ketika mengeluh. Selain itu, mengeluh bisa memperpendek usia seseorang di mana orang yang gemar mengeluh biasanya berusia tiga kali lebih pendek dari orang yang bisa menikmati hidupnya. Mengeluh hanya memperburuk keadaan, tidak menyelesaikan masalah, dan malah bisa menambah masalah baru. (as cited in Navilon, 2019).

Mereka yang hobi mengeluh atau bahasa kekiniannya sambat, dianggap sebagai seorang yang lemah dan tidak pernah mensyukuri hidupnya. Padahal mengeluh mempunyai dampak positif jika dilakukan dengan benar. Orang-orang yang mengeluh dengan harapan untuk mencapai hasil tertentu cenderung lebih bahagia daripada mereka yang melakukan hanya karena ingin saja. Mereka yang mengeluh diiringi harapan mencapai hasil tertentu, dianggap cenderung lebih bahagia daripada mereka yang hanya menyimpan dalam hatinya (Tamtomo, 2019). Gordon  menyatakan ada keluhan yang boleh dilakukan karena memberikan dampak positif. Ia menjelaskan satu aturan sederhana untuk mengeluh, yakni seseorang tidak boleh mengeluh kecuali ada solusinya(Gordon, 2010). Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melawan keluhan tanpa tujuan (negatif) dengan keluhan yang dipikirkan (positif). Ketika mengeluh tanpa tujuan cenderung akan berfokus pada permasalahan. Sedangkan ketika mengeluh yang sudah dipikirkan, maka kita mengenali masalah dan keluhan itu sendiri yang kemudian menggerakkan kita terhadap solusi. Setiap keluhan memiliki peluang untuk mengubah hal negatif menjadi positif.

Daftar Pustaka:

Gordon, J. (2010). The no complaining rule. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Kowalski, R. M. (1996). Complaints and complaining: Functions, antecedents, and consequences. Psychological Bulletin, 119, 179-195.

Navilon, G. (2019). Science says constant complaining is bad for your health: Here’s how to complain properly.

Tamtomo, A.B. (2019). Infografik: Mengapa orang suka mengeluh?. Diunduh dari https://lifestyle.kompas.com/read/2019/07/12/063200120/infografik--mengapa-orang-suka-mengeluh

Sumber Gambar:

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.dictio.id%2Ft%2Fmengapa-sebaiknya-kita-tidak-mengeluh%2F156841&psig=AOvVaw1R3Am816NZd4MYKdZbmnoE&ust=1633062935620000&source=images&cd=vfe&ved=0CAgQjRxqFwoTCMD655TxpfMCFQAAAAAdAAAAABAD

 

No comments:

Post a Comment

ORIENTASI NILAI BUDAYA MENURUT INDIVIDU MODERN SAAT INI : Kerangka Kluckhohn Mengenai 5 Masalah Besar Dalam Hidup yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia.

  Wahyu Hidayah 19310410052 Artikel ini dibuat untuk memenuhi Tugas Ilmu Budaya Dasar Prodi Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yo...